Tuesday, November 29, 2011

KETIKA MUSIM BERLALU DI BALIKPAPAN

Ketika musim berlalu di Balikpapan

Dengan perasaan haru dan cemas aku memandang kea rah luar candela pesawat Mandala yang aku tumpangi ini. Jaih dari kejauahan aku lihat bijaunya hutan-hutan, birunya lauttan yang membentang di sepanjang perjalanan aku. Entah ini merupakan perjalanan pertama kalinya aku menempuh perjalanan menggunakan pesawat. Dalam hatiku yang paling dalam semoga ini menjadi awal yang menyenangkan bagi karirku kedepanya. Aku liha kesekeliling hamper semua penumpang sibuk dengan aktivitasnya seperti tidur, baca Koran,majalah, dan mendengarkan musik dari hanphonenya. Kenapa dari hanphone karena selama di dalam pesawat kita dilarang untuk mengaktifkanya. Dikhawatirkan akan menggangu jaringan komunikasi pesawat. Aku sendiri tak bisa tidur lantaran ini pengalaman pertama kalinya aku pergi ke luar kota dan propinsi di sekitar negeriku.
Dalam benakku yang terdalam aku mengunjungi kelurga dari mamak yang jauh di daerah Kalimantan timur. Tepatnya Kota Raja Tenggarong.disana ada beberapa saudara kandung ibuku dan sepupu orang tuaku yang dari jawa Timur.
Tanpa terasa pesawat yang kami tumpangi telah mendarat di Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan Airport. Aku lihat ini merupakan kota yang indah rapi dan terkesan cukup bersih. Saya gak tau apakah karena ini tempat yang sering dilalui oleh pejabat Negara atau memang hanya di sekitar airport saja? Pertanyaan ini muncul karena pada umunya sebagian besar kota-kota di Indonesia mengalami hal yang sama dengan Pontianak kota kelahiranku. Dimana wilayah yang bersih rapi itu adalah daerah yang menjadi tempat yang sering dilalui oleh para pejabat Negara. Dan di tempat yang lain malah terkesan kumuh dan tak terawat.
Setelah turun dari Mandala air aku berjalan menuju ketempat penjemputan barang yang aku bawa di bagian bagasi barang. Cukup lama aku menunggu koper ku muncul dari pintu scanner. Suasana di bandara disini cukup ramai penumpang yang sebagian besar berasal dari berbagai macam penduduk dari berbagai macam belahan dunia. Ada yang seperti turis asing dari Eropa, Afrika, Amerika, China dan juga penumpang domestic.
Kalimantan timur memang terkenal dengan kota pertambangan dan minyak bumi. Dimana sebagian besar devisa Negara berasal dari pertambangan dan minyak bumi. Banyak terdapat perusahaan asing yang telah beroperasi di wilayah ini dari perusahaan local sampai perusahaan mancanegara seperti ToTal, Chevron, Schlumberger, Pertamina, Vico, KPC, dan masih banyak lagi perusahaan asing yang setiap hari melakukan eksplorasi di laut dan di darat. Hamper sebagian besar penduduk di kaltim memiliki pengetahuan tentang pertambangan. Bekerja di pertambangan memang menjadi keinginan hamper semua orang. Tak terkecuali saya. Namun apalah daya karena relasi dan keahlian saya yang terbatas hingga sampai saat ini aku merasa belum bisa bergabung dengan perusahaan yang menjadi impian semua orang.
Setelah keluar dari bandara saya menuju taksi yang sudah menunggu didepan saya. Aku menuju kea rah Handil base. Dimana daerah tersebut menjadi pusat pengolahan minyak mentah menjadi berbagai macam turunan dari minyak dan pusat pengeksplorasi batubara.


Selama perjalanan menuju Handil Base saya melihat begitu asing tentang pemandangan yang baru dan cukup indah di daerah ini. Namun kadang saya berfikir apakah ini adalah hutan yang terhampar hijau itu benar hutan atau padang alang-alang yang menjadi bekas penebangan hutan di era orde baru lalu. Dalam perjalanan ini L300 yang membawa cukup banyak penumpang melewati bukit, sungai tepian laut makasar, dan seidikit hutan yang tak begitu lebat oleh pepohonan. Sekitar 2 jam lamanya kami terombang-ambing oleh kendaraan ini yang sesekali mengerem mendadak karena adanya satwa liar yang melewati jalur ini.
Sekitar jam 4 siang menjelang sore saya tiba di rumah Bapak Udin. Dia seorang karyawan dan sekaligus pemilik rumah kontrakan yang disewa oleh perusahaan tambang asing. Memang cukup bagus bangunan rumah dan sangat mahal untuk ukuran dikota kelahiranku. Dimana dalam satu tahun bisa Rp 20-30 juta. Mendengar berita itu sungguh aku tak menyangka mengapa begitu mahal biaya hidup di daerah ini. Jangankan untuk makan sehari saja memerlukan Rp 30 000. Kami disambut oleh seorang pemuda yang baru erumur sekitar anak usia smp. Yang tak lain adalah anak dari pemilik rumah tersebut.
Entah sampai kapan kami menumpang dirumah yang cukup mewah ini, sampai sekarang ini saya menjadi orang yang tak punya apa-apa.dan hanya bisa meminta bantuan dari mereka yang ingin berderma kepada kami. Hari-hariku di Handil base merupakan suatu masa penyesuaian dengan lingkungan yang asing dan baru sekali ini aku mengunjungi wilayah ini. Tanpa terasa sudah seminggu kami berada di rumah Bapak Burhanuddin. Pada hari jumat pagi aku memutuskan untuk pergi ke tenggarong. Dimana banyak saudara kami yang memiliki usaha dan bermukim disana. Dengan mengendarai L300 yang penuh dengan penumpang. Aku menjadi seorang yangtak pernah menyangka akan kembali ke kota yang sewaktu saya sd pernah mendengar cerita dari paman. Yang sekarang sudah wafat sekitar tahun 2000 an.
Sore itu aku tiba di Tenggarong. Sepintas kota ini adalah kota yang cukup nyaman bila di saya bermukim disini. Saya bertemu dengan saudaraku yang baru pertama aku lihat dan aku kenal. Sungguh suasana ini akan membuat aku semakin betah untuk bisa berkarya dan beraktivitas disini. Tanpa terasa suadah sebulan aku berada dikota ini, sudah berbagai cara aku coba untuk bisa melamar kerja di berbagai macam bidang. Namun belum juga dapat pekerjaan untukbisa mengisi waktu luang dan mendapatkan uang sebanyak mungkin untuk masa depan kami. Dan saya berharap bisa membahagiakan orang tua. Yang telah menddik saya sampai bisa seperti ini.
Adakah waktu yang bisa membuat aku ingin menjadikan semua ini. Akankah semua ini bisa berlalu dari kehidupanku sehingga aku bisa semakin mantap menata masa depan yang akan membuat kita semua ini semakin lebih baik. selama hampir sebulan aku berdiam di Tenggarong aku merasa ada suatu kejanggalan didalam hatiku, dimana aku mulai merasa bosan dengan keadaan yang tidak memiliki uang. Malu rasanya bila harus meminta terus kepada orang tua, saudara dan semuanya yang berkaitan dengan hal-hal keuanganku. Akhirnya aku merasa putus asa dan memutuskan untuk bisa segera mengumpulkan duit dan membahagiakan orang tuaku yang telah merawat aku hingga bisa seperti ini. Sudah banyak perusahaan yang aku datangi agar aku bisa menjadi karyawan perusahaan tersebut dan menjadikan semua lebih baik dan aku bisa semakin jaya di tanah perantauaan. Akhirnya aku mendapat pekerjaan di sebuah warung makan padang. Namun tidak berada di satu kota dengan bude aku. Akhirnya aku putuskan untuk menerima tawaran kerja di warung mmakan padang.
Handil Base
Keesokan harinya aku pergi ke handil 2 menuju tempat kerjaku yang cukup jauh dari tenggarong. Untuk menuju kesana memerlukan waktu sekitar 3jam menggunakan angkutan antar kota. Selama perjalanan aku merasa ada beberapa masalah yang selalau menghantui perasaanku. Memang awalnya suatu hal yang baik.namun aku berharap aku bisa menjadikan semua ini lebih baik. Hari-hariku di warung padang merupakan hari yang penuh dengan tantangan dansesuatu hal yang belum pernah aku alami sebelumnya. Disini aku bisa bertemu dengan orang baru, situasi baru dan dari berbagai macam latar belakang bahasa dan budaya. Sebagian besar penduduk Handil adalah pendatang dan mereka berasal dari sulawesi, jawa, padang , sumatera, dan ada beberapa expatriate yang bekerja di perusahaan asing. Selama disini aku bisa bertemu dan berbicara dengan pria polandia yang masih enegik walupun usia nya sudah 50 th. Saya sering bertanya sesuatu mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan, gaya hidup dan apun yang belum aku mengerti. Mereka bernama Mr. Charless. Dia berasal dari Polandia, memiliki dua orang anak yang kini sudah kuliah di Eropa. Istri dan anaknya di polandia dan dia bekerja di perusahaan Total Indonesie sebagai supervisor pada Rig divisi Handil base II. Dia suka sekali makan Rendang, dan hot chilly paper. Tetapi dia biasanya makan tanpa minum air putih. Minumanya adalah beer, bintang dan terkadang vodka. Jadi ini menjadi menu wajib bagi dia. Walau setiap saat dia minum berakohol tetapi tidak sampai mabuk mungkin karena telah menjadi suatu kebiasaanya.
Sempat terpikir olehku untuk minta dipekerjakan di perusahaanya, rumahnya yang penting aku bisa menjadi bagian dari orang bule. Tetapi itu semua sekarang hanya mimpi. Karena aku tidak bisa berlama-lama dengan nya karena situasi kerjaku yang tak menentu. Disamping itu aku harus belajar banyak tentang pola hidupku yang sedemikian rupa. Menyesal memang tiada arti karena aku tak lagi bisa menjadi bagian dari sejarah tentang kehidupanku. Tanpa terasa sudah tiga bulan aku bekerja di warung makan ini rasa jemuh kini mulai menghampiri diriku apalagi selama bekerja disini aku hanya menerima honor sebesar Rp 300 000, uang sebesar itu masih kurang untuk kebutuhan diriku dalam sebulan. Apalagi sebagian besar keluargaku berasal jauh dari diriku sehingga aku memerlukan waktu dan duit untuk berkomunikasi dengan yang lain. Hari-hariku disini sungguh sangat sedih. Ini terpaksa aku jalani karena aku sudah merasa menjadi bagian dari hidupku untuk bisa sedih,terluka oleh semua hal yang menyakitkan perasaan hatiku ini. Masalah demi masalah kini muncul sejalan dengan perkembangan warung yang semakin hari tidak menguntungkan. Mungkin karena adanya dampak dari krisis ekonomi global.
Oh ya sedikit lupa selama di warung makan padang banyak hal yang bisa saya pelajari. Mulai dari cara memasak makanan ala padang seperti cara membuat rendang yang enak, cara membuat udang goring tepung, membuat daun singkong rebus, kare, gulai dan lainya yang berkaitan dengan masakan rasa padang. Selama disini saya harus dan mampu bebicara dalam logat dan bahasa padang walupun hanya sekedar bahasa umum yang tidak terlalu sulit.
Suatu senja di senin yang cerah ada pembeli yang sungguh memikat hatiku. Dia seorang yang selama ini ada di dalam bayangan mimpiku. Seseorang yang memiliki body aduhai. Dengan tinggi semampai membuat hatiku. Dengan penuh rasa gemetar dan gugup aku memenuhi permintaan untuk membungkuskan makanan yang akan dibawanya ke lapangan kerja. Dengan bahasa yang indah jari tangan yang indah membuat aku merasa senang.saya berharap ini akan terjadilagi kepada diriku. Dengan membawa ransel yang bertuliskan nama perusahaan yang sangat tidak asing lagi dan memiliki jaringan di beberapa Negara didunia.
Sejak saat itu aku merasa ada yang sungguh membuat perasaan hatiku ini semakin hari semakin bersemi kembali setelah hampir setahun tidak pernah mendapatkan kasih sayang antara mahluk tuhan yang saling berkaitan. Hari demi hari aku lalui semakin mengasyikan dan menambah semangat hidupku. Hampir setiap hari aku bertemu dan bercerita tentang apapun berbagai macam hal yang mungkin dapat membuat hari-hariku semakin penuh warna.
Tanpa terasa tiga bulan sudah aku berkenalan dengannya. Banyak berbagai macam hal yang aku alami dengannya semoga ini bisa membuat hari-hariku semakin berwarna.kini ada kabar yang sungguh menyedihkan perasaan hatiku dimana orang yang selama ini aku sayang dan aku cintai adalah seorang manusia yang sudah memiliki pasangan hidup dan memiliki seorang putra putrid kembar yang cantik dan ganteng. Yang kini sedang berusia balita. sehingga membuat semua ini serasa hampa dunia. Akankah ini akan terjadi lagi pada diriku ini yang saat ini menjadikan aku seperti ini. Disaat perasaan ini gundah aku merasa tiada lagi semangat untuk hidup dan menetap di daerah ini yang selama ini membuat aku merasa tak bersalah.
Hari harilu disini seolah tiada berarti lagi karena ada sesuatu hal yang mengecewakan diriku sampai saat ini. Aku merasa ada orang yang mau mendengar keluhan diri saya ini. Sya mulai merasa jenuh dengan rutinitaskeseharian yang menguras energi dan pikiran. Kucoba untuk menjadikan sesuatu hal yang tak bisa aku lalukan karena ada semangat menipis didalam hati ini. Aku berusaha untuk bisa berbuat baik kepada semua orang yang menurut aku mereka adalah orang yang terbaik dalam segala hal. Seandainya aku merasa ini semua ini akan menjadikan semua ini seperti sesuatu hal yang baru.
Bertemu dengan Mr. Charles from Poland
Suatu senja di senin yang cerah datinglah seorang tamu istimewa bagi diriku karena dia merupakan orang pertama kali sebagai expatriate yang berbelanja di warung makan. Setalh selama dua minggu aku berada disini ini pertama kalinya aku bertemu dengan nya.
Anwar :Hallo……… Mr. can I help you? What do you want to eat sir?
Charles :Hallo too. Yes of course. I would like to eat Rendang. Beef BBQ, sauce chilly, egg and tenderloin steak please.
Anwar :Yes sir. Waiting for few minutes. I’ll take for you sir.
I am sorry sir. Here your foods. And enjoy your dinner.

After that when he was finished his foods I’ll try to talk with Mr. Charles. Excuse me Sir. My I sit in this chair?
And he answer of course.
We are talking anything about else such as why we are in Handil base and what we are doing, what is my jobs, his job where is country came from.
For you information that he usually drink beer, soft drink and the other. That his like.
We talking about anything that we want.
Mr. charless is one of expatriate who work at Total E&P Indonesie at Handil Base II. Hi age around 50 years old. He love to Indonesian people especially young girl. He told me that he want get marry with Indonesian girl. And I say I am sorry I can’t help you soon. But I ‘ill try to find your young girlfriends.

We are talking about girl friends each other. Sometimes He offered me to teach Indonesian Language. He want to learn local language such as Bugisnes, Bataknes, and the others.
Sesaat setelah pertemuan itu ada perasaan lain di dalam hatiku yang selama ini ingin menjadikan sesuatu hal yang belum pernah aku alami sebelumnya. Raut wajah seorang yang sungguh rupawan yang membuat mata ingin selalu memandanginya seakan-akan tidak mau melupakan semua ini. Akankah semua ini akan terjadi pada diriku

ted by anwar samiran

No comments: