Tuesday, May 06, 2008

dilema pendidikan di indonesia

Tadi pagi saya merenung akan kejadian-kejadian yang telah aku alami selama sehari semalam.Banyak yang aku alami, ada satu hal yang sangat mengangu pikiran ku saat ini. Ini berawal dari suatu berita di media tentang kualitas dan standar perguruan tinggi di indonesia masih kalah dalam berasaing dengan universitas luarnegri.
sepuluh bulan yang lalu saya memilih perguruan tinggi di balikpapan. memang menurut sebagian orang perguruan tinggi di balikpapan kurang bagus untuk mahasiswa yang ingin mendapatkan gelar sarjana yang sesungguhnya. dikarenakan umumnya mereka kuliah hanya ingin mendapatkan gelar untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan yang diimpikan dengan fasilitas gaji yang super waaaaah.atau hanya sekedar ingin mencari pujian dari rekan -rekan sekerjanya. walaupun dari segi umur mereka sudah tidak muda lagi sebagai ukuran seorang mahasiswa pada umumnya.
terkadang saya merasa sedih dengan dunia pendidikan di daerahku dan di negaraku.dimana banyak tenaga pengajar yang masih belum mau jujur untuk mengakui kalau mereka ingin terjun di dunia pendidikan tetapi karena kesempatan mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi di rebut oleh tenaga asing.apa boleh buat daripada gak kerja dan sia-sia kuliah mending mengajar aja.
Disinilah letak dilema pendidikan di negara kita dengan honor yang kurang memuaskan bila bekerja di perusahhan asing, maka mereka mengajar dengan kata lain hidup segan mati takmau.
Saya sebagai mahasiswa sebuah perguruan tinggi di balikpapan merasa kecewa dengan kebijakan Kampus dan Dosen yang terkesan tidak berkomunikasi antara satu dan lainnya antara mitra kerja.terbukti banyak adanya jadwal kuliah,dan jam belajar yang membingungkan.Bahkan ada beberapa oknum pengajar yang belum pernah masuk atau belum pernah memberikan kuliah hingga mid semester sudah di mulai.
Jadi saya bingung hampir stu semester saya dan teman -teman yang belum mengikuti perkuliahan. kadang saya merasa ingin pindah ke perguruan tinggi yang baik namun sudah terlanjur basah mandilah sudah.

No comments: